Jumat, Agustus 05, 2011

Ketika Semua Sudah Pada Waktunya Part I

Lama tak menulis..
Terlalu bnyak hal yang hrus aku kerjakan, dan kuselesaikan.. Dan sayangnya, semua itu menguras waktu, pikiran, dan tenaga..

Hoooaaaaaahhhmmmm...

Aku sangat ingin pergi yang jauh, dan memanjakan diri di kasur tanpa ada gangguan baik fisik, psikis, dan spiritual ku.. Barang seharii aja.. Rasanya cukup..

Mari bercerita.. Tapi bingung, harus memulai dari mana..

Sepertinya aku pernah bercerita, bahwa dia, orang yang aku cinta, pergi dengan wanita lain.. Dia lebih memilih wanita lain dari pada aku..

Meskipun sekarang kami sudah bersama lagi (serius, kami jalan bareng lagi sekarang.. ^_^), tapi rasa sakit itu memang tidak bisa dengan mudah dilupakan. Apalagi, sampai saat ini, terkadang masih ada yang mengganjal.. Masih seringnya aku dibohongi.. Gzz.. Kalau ingat hal itu, rasanya kaya nelan biji kedondong..

Setelah dia memilih wanita lain, sayangnya aku terlalu lemah. Aku memilih berlali dari kenyataan. Mengingkari takdirku saat itu.
Segala hal bodoh kulakukan. Mulai dari meninggalkan pekerjaan, dan bunuh diri tentunya. Hal gila apalagi yang bisa aku lakukan selain bunuh diri..


 Tapi sepertinya justru dari titik terapuh ini, kehidupan baruku dimulai..
Malam kepergian itu, ku coba menabrakkan diriku pada sebuah sepeda motor yang melaju cukup kencang.
Mmm.. Sebenarnya, saat itu ada banyak pilihan untuk mengakhiri hidupku..
1. Aku dikejar 3 orang laki-laki bajingan.. Tadinya aku pikir, "Ah, lumayan nih, kalo gw dibunuh mereka, kan jadi g usah repot-repot bunuh diri." Tapi ternyata nyaliku sangat kecil untuk menyerahkan hidupku di tangan 3 laki-laki itu. Akhirnya aku putuskan untuk berlari, sekuat tenaga.
2. Sebelum akhirnya memutuskan menabrakkkan diri ke sepeda motor, sebenarnya dari rah yang berlawanan, ada sebuah bus malam yang juga melaju kencang.. Bingung pilih mobil atau motor, otakku bergerak cepat "Kalo gw nabrakin itu bus, kesian penumpangnya.."

Dan akhirnya.. Gubraaak!!! @3$%!^&#()_+@#!$#^%!$@&#%!@*^#$!&#*(!(#)!&^@$%!$#$!

Apakah saya meninggal? Tentunya ga.. Kalo meninggal, siapa yang buat blog ini?
Lalu, apakah saya luka parah? Mm.. sayangnya tidak juga.. Saya baik-baik saja..

Nah lho... Trus gimana??

Kekuasaan Allah SWT.. Saya tidak kenapa-kenapa, tapi si pengendara motor yang sedikit mengalami lukan dan motornya rusak.

Padahal saya yakin betul, motor itu kencang. Tubuh saya terpental beberapa meter, dan saya baik-baik saja..

mmmm.... Bagaimana, untuk kali ini kita potong cerita ini sampai di sini dulu..
Karna terus terang, saya sedikit kurang bergairah.. Mungkin karna puasa. Bukan karna Ramadhan, tapi karna 1bulan sebelum Ramadhan, saya juga sudah berpuasa..

Ngeeekk.. Ngoookk..

Pelajarannya satu.. Jangan pernah mendahului takdir Tuhan.. Sumpah dah.. Sia-sia.. Yang ada cuma rugi..

Dan yang lainnya bersambung yaa... Karna cerita ini sangat tidak bermutu, tapi sangat panjang.. ^_^

Senin, Juli 04, 2011

God gives you the people you need. To help, hurt, leave, love and make you the person you were meant to be.

Lagi, lagi, dan lagi..


Kapan semua ini berakhir dengan kesepakatan yang benar-benar adil, dan tidak memberatkan siapapun.


Kenapa bukan hanya aku wanita dalam hidup ku? Atau mengapa hanya kamu laki-laki dalam hidupku.
Aku sangat lelah dengan segala sikapmu itu.


Kau katakan kau tertekan, aku lebih tertekan.


Setiap dosa yang tercipta, mengapa hanya aku sendiri yang harus menanggung. Rasa malu itu, mengapa hanya aku yang merasakan.
Sedangkan kau bebas berkeliaran dengan wanita manapun yang kau mau.


Kau bilang dia memberimu kenyamanan???
Hah??? Itu bukankah alasan yang sangat tidak adil untukku.
Jika kau nyaman bersamanya, mengapa kau tidur denganku?


Shit!!!!! You are a bastard, jerk, n liar.


Sangat ingin aku membencimu, atau mungkin aku memang sudah membencimu.


Kamu itu, kenapa ucapanmu tidak pernah sama?
Kamu bilang dia salah paham, tapi kenyataannya kamu panggil dia "Sayang".
Siapa yang salah paham sesungguhnya? Aku, kamu, atau dia?


Kamu bilang aku mencampuri urusanmu, lihatlah berapa jauh kau mencampuri urusanku..


Kalau ku jabarkan semuanya, justru aku yang tambah merasa tersiksa.


Jauh aku membenamkan diri dalam keputus-asaan akan sikapmu. Membuatku menjadi wanita yang sangat tolol, dan naif akan arti dari cinta dan kasih sayang.


Jauh aku berfikir dan merenung. Justru rasa jijik yang aku rasakan. Rasa benci dan cinta dalam hatiku bertempur hebat.


Mengapa harus dirimu yang jadi tokoh antagonis dalam hidupku.
Mengapa orang yang selama ini memberikan kasih sayang untukku, justru orang yang memberikan rasa pahit yang luar biasa dalam hidupku.
Mengapa orang yang pandai menasehati orang lain termasuk diriku adalah kamu, orang yang justru sama sekali sikap dan kata-katamu bertolak belakang.
Mengapa harus kamu yang menjadi orang yang begitu plin-plan, dan tidak bertanggung jawab.


Sungguh, akal sehatku, dan alam sadarku tidak mammpu untuk menjawab semua itu.


Kamu itu sebenarnya apa dan siapa??


Garis finish dari semua kata dan sikapmu terhadapku itu dimana? Mengapa kita tak pernah sampai?


Kita berakhir disini, mungkin memang lebih baik. Tapi mengapa kau masih membawa aku terus untuk berlari ke garis finish itu?


Dan menagap kau tidak bantu aku sampai kegaris finish itu? Mengapa hanya aku sendiri yang berlari, jika memang kita berdua ingin sampai kegaris finish itu?


Hai kamu... 


Saat ini yang aku tunggu hanyalah kepergianmu dari kota ini. Mungkin itu memang yang terbaik bagi kita.


Kita ini sangat melelahkan. Kata "sayang" itu, bulshit.


You love someone or someone loves you, is something. But, when you love the person who loves you back, it's everything.


Selama ini yang kujalani ternyata hanya "something", atau bahkan "nothing" tapi aku tertipu, dan menganggap bahwa semua itu adalah"everything".


If you wanna be with someone, listen to your heart and not the voices from all the people around you... Aku putuskan menjalani semua itu bersamamu, tapi ternyata aku salah karna tidak pernah mendengarkan kat mereka, dan hanya mendengarkanmu saja.


Sekali lagi, kali ini ku ajak jiwa dan raga ku bangun.
Memulai segalanya dari titik minus.

Sometimes God doesn't change your current situation, because He is trying to change your heart..


Yaa, mungkin itu maksud tujuan Tuhan terhadapku.. Aku, karna mungkin sudah sangat lelah, jadi hanya bisa pasrah.


Even if, I don't need to believe someone who broke my heart.


Tapi entah mengapa dalam lelahku, dalam perihku, dalan segala sakitku, tetap terselip rasa cinta dan sayang untukmu. Tetap terselip kerinduan akan dirimu..


Dan terselip harapan, sometimes its better to let go of some people from your life, to help them understand your value and importance in the future..





Selasa, Juni 14, 2011

Being The First Can Not Compare With The One n Only

Mulai.. Mulai.. Saat titik nol pun sudah tak lagi ku miliki, mungkin lebih baik aku menarikan imajinasiku dalam tulisan.

13 Juni 2011.. Angka sial untukku.. Satu lagi hal tersulit dalam hidup ini harus aku lewati..
Mungkin Tuhan sangat bosan dengan berbagai keluhan-keluhan yang aku ucapkan. Tapi sungguh, aku lelah, dan sangat lelah. Aku ingin semua ini berakhir. Jika Tuhan memang lelah dengan keluhanku, mengapa Tuhan ga menghentikan aja cobaannya yang buat aku ngeluh ya?
Yang jelas, Tuhan ga pernah bosen bermain denganku.. Meskipun aku sudah menyerah, Tuhan masih saja mengajak aku bermain.

Sampai saat ini, rasanya aku benar-benar ingin menghilang dari semua yang ada di sekitar ku. Mendramatisir atau tidak, memang ini kenyataannya..

Saat orang yang aku sayangi lebih memilih orang lain yang baru dia kenal dari pada aku, rasanya....dunia benar-benar terbalik di mataku. Bagaimana bisa dia lebih memilih orang yang baru dikenalnya dari pada orang yang bertahun-tahun dia kenal. Bukan hanya rasanya, tapi memang semua perjuanganku sangat sia-sia. Lalu untuk apa lagi aku ada.

Semua selalu pergi meninggalkan aku tanpa kompromi sedikitpun. Setiap aku bertanya apa salahku, orang-orang yang telah pergi itu selalu memberikan jawaban yang sangat tidak masuk akal. Tanpa mereka sadar, bahwa aku ini bukan anak kecil yang tidak bisa berargumentasi.

Kali ini, tulisanku ini mungkin akan menjadi tulisan yang sangat amburadul. Entah itu judulnya, isinya, dan alurnya. Semua berantakan. Karna aku hanya ingin menulis.

Aku sakit, aku kecewa, aku terluka, aku merasa terhina. Tapi aku tetap membutuhkan orang itu. Orang yang aku rasa telah membuat aku kecewa.

Kenapa dia ga adil ya? Segala yang aku lakukan, tidak ada artinya sama sekali baginya.

Perbedaan.. Kenapa perbedaan selalu dijadikan alasan? Padahal, dari segi apapun, dilihat darimanapun, semua orang di dunia ini pasti berbeda. Orangnya aja udah beda, pemikiran pastinya berbeda.
Ga ada yang sama. Kalaupun sama, itu hanya tampaknya saja. Karna sebenarnya yang ada itu adlah pengertian, dan toleransi. Saling mengerti bahwa mereka berbeda, dan toleransi terhadap perbedaan itu sendiri.

Haaahhhh>?>>>>$#%@&^*@#$
Mumet...

Kenapa orang yang aku sayang justru memilih orang lain? Anehnya, kenapa dia juga masih ingin aku berada di sisinya?? Bukankah itu egois??

Apa dia tau aku sangat terluka? Mungkin dia tahu, tapi ga mau tahu..

Aku ini kerjaannya cuma buang-buang waktu. Menangis, menangis, dan menangis. Tapi demi Tuhan, memang hanya itu yang bisa aku lakukan. Bersujud, berubah sikap, apaun sudah kulakukan. Tapi hatinya tetap tidak bergeming terhadapku.

Aigooo!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sangat ingin aku berteriak di hadapannya. "Apa salahku?!!!"

Entahlah... Ini semua terlalu berat.. Maaf karna tulisan ini benar-benar tidak masuk akal apalagi menyampaikan suatu pelajaran.

Yang jelas, Jadi yang pertama itu tidak bisa dibandingkan dengan menjadi satu-satunya dan hanya. Kalau kamu jadi yang pertama, maka masih ada yang kedua, bahkan ke tiga. Tapi jika kamu menjadi satu-satunya, maka tidak akan ada siapapun lagi... Makanya jangan gampang percaya kalo kamu dibilang nomor satu. Karna itu belum tentu berarti.


Dan sampai detik ini, aku masih merasa duniaku hancur. Tanpa aku tahu harus kumulai dari mana lagi aku membangun duniaku. Bahkan memulai dari diriku sendiri, aku sudah tidak mampu.
Meskipun aku tahu sampai detik ini Tuhan masih sangat menyayangiku, tapi entah mengapa aku masih tak mampu untuk melangkah..

Tuhan.. Ampuni aku...

Minggu, Mei 15, 2011

Think This Way, or That Way??

Semakin kita merasa dewasa, benarkah cobaan semakin sering menghampiri??
Lalu, benarkah kita akan semakin kuat??

Tapi, kadang terlintas dalam otakku.. Cobaan itu, sebenarnya: 
*Tuhan yang kasih?
*Ulah pemikiran kita sendiri?
*atau bahkan ulah orang lain???
Mari menganalisis dengan Ilmu KIRALOGI yang kebenarannya tergantung pemikiran kita masing-masing.. 

Hehe, namanya aja kia-kira..
» Tuhan ada di balik semua cobaan. Ga akan salah karna Tuhan memang penguasa segalanya. Dia Maha berkehendak atas apapun termasuk kita umat-Nya. Menurut Al-qur'an, udah dari dulu banget, Tuhan itu suka ngasih cobaan buat umatnya. Untuk apa?? Menurut Al-qur'an lagi, untuk meningatkan Kita kepada Dia, untuk meningkatkan kesabaran kita (karana Tuhan berjanji, bahwa buah kesabaran sangat jauh lebih indah dari pada kesabaran itu sendiri). Dan agar semakin kuat Iman kita. Dalam cobaan yang diberikan, Tuhan juga ga begitu aja. Tuhan selalu melihat kadar kekuatan manusia yang mau dikasih cobaan. Karna Tuhan, ga akan Ngasih cobaan di luar kemampuan umat-Nya.
Yahh.. Sebagai manusia, manusiawi kalo kita ngeluh.. Tapi inget.. Tuhan ga suka sama orang yang suka ngeluh. Tuhan itu cuma mau kita sabar, tawakal, dan ikhlas dalam setiap menerima cobaannya.. Karna sekali lagi, janji Tuhan buat umat-Nya yang tahan cobaan sangatindah dan ga pernah terduga.
Secara Tuhan itu Maha Usil, biarinlah Dia ngerjain kita.. Toh ujung-ujungnya kita dapet hadiah..

» Ulah Pikiran Kita Sendiri, a.k.a SUGESTI.. Hmmm, kadang "iya iya enggak". Tergantung pengalaman pribadi. Tapi kalo aku ngelihat diri aku sendiri, teman (teman dekat atau teman biasa aja). Pola pikir kita itu sumber masalah untuk kita sendiri. Kalo kita mikir, " Ga punya duit, bodo amat!" Ya ga ada masalah. Kalo kita laper, ga ada duit juga kita bisa tetep makan. Iya ga sih? Haha
Tapi coba kalo kita mikir " Gue diboongin terus?!" Ya udah deh, yang ada pikiran kita jadi ruwet. Mikir kenapa dibohongin? Kenapa harus aku yang dibohongin? bla.. Bla.. Bla.. Pusing, stres, akhirnya masalah, masalah, dan masalah.. Kalo kita ga bisa ngendaliin pikiran kita sendiri, masalah itu ga akan pernah selesai..

»Ulah Orang Lain.. Kalo ini mungkin bisa dibilang alibi, atau memang itu orang kurang kerjaan sampe harus menghadirkan sebuah permasalahan dalam hidup kita, yanh untung-untungan indahnya.. Terkadang, orang di sekitar kita bisa jadi penyebab terjadinya cobaan. Teman, sahabat, pacar, keluarga. Bisa jadi titik awal sebuah cobaan.. Misalnya aja kita anteng-anteng, tau-tau punya adik ga ketulungan badungnya. Alhasil, masalah.. Lagi asik pacaran, tau-tau ada temen yang naksir sama pacar kita.. Akhirnya jadi masalah...

Haha.. Itu sedikit perkiraan, yang kalo sekilas kita baca mungkin akan bilang "ummm bener juga.. "
Tapi, yang bilang bener, saya bilang " Anda salah" Hehe...

Itu kan cuma perkiraan.. Cobaan itu siklus kehidupan.. Dari Tuhan, untuk manusia, oleh manusia, untuk manusia, dan utuk Tuhan.. Coba dilihat.. Tuhan dapet sisa kan??

Tuhan memberikan cobaan di dalam kehidupan manusia, dan manusia itu sendiri yang menjadikan cobaan itu semakin rumit.

Hasil dari cobaan ya untuk manusia itu sendiri, jadi kenapa harus mengeluh??
Hehe.. Kalo anda tanya pada saya, apakah saya tidak pernah mengeluh?? Jawabannya tentu saja saya ini orang yang sangat sering mengeluh.. Pacar saya selalu mengatas namakan pemikiran dalam setiap cobaan yang ada dalam hidup saya. Kenapa saya buat posting ini, karna saya jengkel. Saya sudah diam, tapi qo dia ada- ada aja kelakuannya sampe saya lelah. Kalau saya bertanya, dia selalu bilang "Itu pemikiran kamu yang salah" Padahal kalau di survei, emang pacar saya yang agak keterlaluan.
Makanya saya kadang suka mengeluh sama Tuhan, kenapa cobaanya ini lagi. Baru aja kemaren selesai, kenapa ada lagi? Dan saya bertanya pada Tuhan, "Benarkah cobaan ini akan membuat saya semakin kuat?" 

Dan tadi pagi saya memohon pada Tuhan " Jika pikiran ini memang salah, Tuhan.. Tolong kendalikan pikiran hamba. Karna hamba lelah."

Saya mungkin terlalu sering mengeluh, tapi saya ga punya pilihan lain untuk menjalani semua ini. Bagaimanapun juga, ini proses kehidupan saya.

Dan saya percaya Tuhan selalu bersama saya dan tidak pernah ingkar janji..Bahwa suatu saat nanti, kami pasti akan bahagia bersama..

Jika sekali lagi saya bertanya, cobaan ii ulah siapa, jelas saja ulah Tuhan Tersayang Sang Maha Penggoda.. Ini adalah wujud kecintaan-Nya kepada kita..

Rabu, Mei 11, 2011

Dan tolong... Angka 3.6 itu, jangan sampai menurun

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.
Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

Bintang kecil ku.. Semoga kau mengerti mengapa aku seperti ini..
Tanpa aku pun, ada banyak bintang bersamamu yang akan selalu membuatmu tersenyum..

Tegas, berpendirian, dan berprinsip. Itu yang ingin aku lihat darimu...
Maafkan aku..
Dan tolong... Angka 3.6 itu, jangan sampai menurun.. I love u Sist..

Sabtu, April 23, 2011

Walau Lebih Bodoh dari Keledai, Aku Bersyukur

Aku sangat wajib untuk bersyukur pada Tuhan.. Karna sekali lagi, Tuhan memberikan kebahagiaan dengan caraNya sendiri dan tidak pernah ku sangka sebelumnya.

Dengan caraNya sendiri, Dia memberikan keajaiban. Sedikit sinar terang dalam hidup ku. Walau kini, cahaya itu kembali meredup. Tapi aku tetap bersyukur. Bagaimanapun, kurang lebih 1 bulan ini aku bahagia.
Bagiku, untuk kembali berbicara dengannya adalah hal yang sangat mustahil. Apalagi mendengarnya bernyanyi,melihatnya memetik dawai-dawai gitar seraya terseyum terhadapku, dan merawatnya saat ia jatuh sakit. Aku bahagia. Karna saat bersamanya dulu, aku hampir tidak pernah bisa melakukan itu  semua. Kalau bukan karna kuasa Tuhan, siapa lagi?

tapi sayangnya, aku lagi-lagi terlena dengan kebahagiaan tanpa aku lupa rasa sakit atau kecewa yang harus aku perhatikan. Yang kedatangannya sudah sangat jelas Tuhan peringatkan terhadapku.
Bodoh, atau mungkin memang sangat bodoh.

Tapi inilah sisi kemanusiaanku. Aku tidak bisa menghindari kebahagiaan, walaupun itu berujung sebuah kepahitan. 
Kalau ditanya, siapa manusia yang mau menderita apalagi sakit  hati.. Tentu saja semua menolak. Karna tidak ada manusia yang mau menagis, dan merasakan sakit apalagi berkali-kali. Tapi terhadap cinta, terhadap orang yang dicintai, sakit, luka, pedih, air mata, kebodohan, ketololan, atau bahkan kebohongan, tidak akan berarti. Asalkan bahagia bersamanya. Bersama orang yang dicintai..

Itu sisi kemanusiaan ku. Mungkin sisi yang sangat naif. Amat naif

Jika keledai yang tidak punya otak dan perasaan tidak akan jatuh dalam lubang yang sama. Manusia yang berotak dan berperasaan, justru akan jatuh kedalam lubang yang sama bahkan berulang kali. Entah karna otak yang tidak digunakan, atau otak yang dikendalikan oleh perasaan.
Tapi, di balik semua itu, akku tetap bersyukur. 
Meskipun sinar harapan itu kembali meredup atau bahkan padam
Meskipun hati ini kembali sakit dan terluka
Meskipun paru-paru ini kembali sedikit sulit untuk berespirasi secra normal
Meskipun kecewa untuk kesekian kalinya,
Meskipun tertipu untuk kesekian kallinya,

Aku bersyukur..
Terimakasih Tuhan.. 
Terimakasih telah memberikanku kebahagiaan walau sesaat
Terimakasih telah menghadirkan dia untuk yang kedua kali dalam hidupku
Terimakasih telah mengijinkanku melewati hari bersamanya
Terimakasih telah menguatkanku dengan masalah yang sama
Terimakasih tetap menyayangiku

Meskipun aku lebih bodoh dari seekor keledai, terimakasih Kau masih sangat menyayangi ku Tuhan..

Jumat, April 15, 2011

We Both Now Not in Relationship ^__^

Rasanya baru kemarin menangis, dan tertawa bersama..
Ya memang baru kemarin, kemarin kan baru ketemu.


Dalam hati ini, masih ada sedikit gumpalan yang masih membuat ku terkadang merasa nyeri.


Aku, harus tetap tersenyum walaupun sangat berat.


Aku berusaha menjadi mantan pacar yang baik untukmu. Berusaha untuk tidak terus menghubungimu, berusaha untuk tidak merindukanmu, berusaha untuk tidak mencintaimu..


Tapi, walaupun aku mungkin sudah terbiasa dengan hal itu semua, tidak dapat ku pungkiri, itu sangat tidak mudah.
Walaupun aku tersenyum, aku menangis dalam hatiku.


Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Tapi aku sadar, cintaku hanya membawa kita berdua dalam sebuah konflik.


Aku, sampai detik ini tidak mengerti mengapa harus seperti ini. Tapi aku harus berusaha mengerti semua ini, agar aku sendiri bisa bahagia. Agar kau bahagia.


Aku tersenyum, kau tersenyum, dan mereka juga tersenyum.


BLANK....


Saat aku harus beradaptasi dengan keadaan yang sangat menyakitkan. Yang aku bisa hanya menangis. Tapi mulai berkurang intensitasnya.
Aku benar-benar berusaha untuk semua itu.


Aku harus menyesuaikan diri dengan status kita yang telah berubah..
Hah... Lagi-lagi hal bodoh..


Yang jelas, sekarang kita g pacaran lagi.. Menyakitkan, tapi harus tetap tersenyum.


Aku mulai membiasakan diri dengan semua itu...


Jika aku sangat berusaha untuk membiasakan diri, tapi mengapa terkadang kau yang bersikap luar biasa??


Jika kita memang sudah tidak berpacaran, mengapa kau masih menjaga perasaan ku?
Kenapa kau masih berbohong?? ^__^
Kenapa kau masih berbohong agar aku tidak tahu?


Bikin aku GeeR.. :D


Tapi apapun itu, terimakasih.. Terimakasih masih mengijinkanku untuk tetap mencintaimu walau mungkin memberatkanmu.. Maafkan aku..