Sabtu, Februari 12, 2011

Di TENGAH PERIH dan KETERPURUKAN, AKHIRNYA KATA SYUKUR ITU TERUCAP

Entah harus ku mulai dari apa, agar tulisan ini benar- benar menjadi sangat bermakna untuk diriku sendiri, atau bahkan orang lain jika orang itu tidak punya kerjaan dan dengan atau tanpa sengaja mengetahui blog yang tidak berbobot ini. Jadi jangan marah kalau kalian muak membacanya. Aku kan udah bilang ini ga berbobot..Hehehe. Tapi aku berharap ini bisa dijadikan suatu pelajaran,, aamiin.. 
Ku awali dengan keterpurukan, kegilaan, kebodohan, ketololan, dan segala keegoan ku saat qadha Tuhan menghampiriku. Aku sangat terbiasa kehilangan, tapi entah kenapa kehilangan cinta yang satu ini membuat ku begitu terpuruk, membawaku jauh terpental ke dunia yang sama sekali tidak ku inginkan. Di mana isi dari dunia itu hanya tangisan, insomnia yang berkepanjangan, dunia yang tidak mengenal kata lapar, jauh dari kehidupan sosial, dunia yang penuh dengan ego, penyesalan, dan sepertinya ada dendam di sana. Dunia yang sangat buruk untuk seseorang bertahan hidup, tapi kalau mau hidup di sana silahkan, gratis qo. Tapi siap- siap aja jadi orang bego kaya aku.. Hehehehe...

Satu bulan lebih menjalani kehidupan seperti itu, ternyata sangat melelahkan. aku lelah menangis. Setiap hari aku memohon pada Allah agar mengembalikan orang yang ku cintai itu ke sisi ku ( dia bukannya meninggal lho ), tapi Allah tidak mengabulkan itu sama sekali, malah justru orang itu pergi menjauh dari aku. "Lho, Allah itu sayang ga sih sama aku? Aku minta didekatkan qo malah dijauhkan?". Sempat terlontar pertanyaan seperti itu dari mulut orang bego ini. Dasar manusia kurang ajar, berani- beraninya protes sama Sang Maha Hidup.


Pernah suatu ketika saat ba'da shalat Maghrib aku tersentak, entah ada apa dengan pikiran ku tiba- tiba terlintas kata " Istighfar, sabar, pasrah, dan ihklas". Tapi begonya, lagi- lagi aku hanya menangis dalam sujud dan doa ku, meminta orang itu kembali. Dan aku menjawab pikiran itu " Hei, gw ini udah ihklas, gw cuma minta dia balik ma gw, emang salah ap?" hahaha, dan setelah itu aku tertawa sendiri, sampai waktu Isya' tiba. Ku mulai ritual- ritual menghadap Allah dengan kekhusyu'an yang aku anggap sudah paling khusu'. 


Aku benar- benar lelah dengan semua ini, " Ya Allah, apa lagi yang salah??" teriakku lirih, karna ga mungkin aku bertariak di lingkungan kost ku ini, bisa- bisa di kira kesurupan.. hahaha... Dan untuk kali ini bukan ba'da maghrib, tapi sepertiga malam terakhir usai aku shalat tahajud. Dan lagi pikiranku tiba- tiba terlintas kata " Isatighfar, sabar, pasrah, ikhlas". Kali ini, aku merenungkan kata- kata itu. Ku mulai dengan mengucap " Astaghfirullahhal'adzim..", berkali-kali kuucapkan kalimat itu, sampai air mata ku mengalir deras, dadaku terasa sesak karna kesedihan ini sangat memuncak dan membuncah, karna semakin ku ucap kalimat itu, aku semakin merindukan orang itu, dan semakin merasa dekat dengannya. Penyesalan terus menerus terlintas dalam benakku, tapi kali ini aku merasakan hal yang beda, dan tanpa ku sadari, aku telah mengubah doa ku " Ya Allah, kuatkan hamba, lapangkan dada ini dalam menerima ketetapanMU".. Dan sejak malam itu, aku selalu berdoa seperti itu, dalam sujud, dan dalam tangis ku. Sejak saat itu pula aku merasakan diriku terbebas dari dunia yang tidak kuinginkan itu. Aku merasakan dada ku sudah tidak begitu sesak, meskipun keesokan harinya aku lagi- lagi mendapat tamparan keras tentang suatu berita. Tapi entah kenapa, aku mulai bisa tersenyum walaupun memang pahit yang ku rasa.


Dan hingga malam tadi, saat ku bawa diriku lagi untuk bercerita kepada Sang Khalik, aku benar- benar paham dan mengerti dengan semua ini. Aku tidak bisa melawan takdir Allah terhadapku yang telah tertulis dalam Kitab Lauhul Mahfuzd jauh sebelum aku dilahirkan. Yang aku bisa adalah menerima semua ini dengan lapang dada, sabar, dan ihklaskan semua ini. Aku tidak bisa memaksa Allah untuk mengabulkan apa yang aku minta, karna Dia lebih tahu apa yang aku butuhkan. Yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan, yang aku inginkan tidak baik untukku, atau yang aku inginkan memang baik untukku tapi saat ini bukanlah waktu yang tepat. Dan akhirnya " Alhamdulillah... Hasbunallah wani'mal wakiil ni'mal maula wa ni'mal nashiir". dalam perih itu Allah memberikan kenikmatan batin padaku dan juga jiwaku.


Kini, aku pasrah dengan segala ketetapanNya. berusaha bersabar, dan ihklas. Perih ini memang masih terasa, dan luka ini memang belum sembuh benar, tapi aku bersyukur karna aku masih bisa berkomunikasi dengannya walau intensitas itu berkurang. Aku bersyukur, karna aku masih bisa melihat tawanya walau hanya melalui Facebook. aku bersyukur aku masih bisa merindukannya, memimpikannya dalam tidurku, dan merasa dia dekat denganku saat aku bersujud kepada Allah.


Aku sangat bersyukur, karna Allah masih begitu menyayangi ku, tidak seperti yang ku pikirkan. aku sangat bersyukur karna Allah masih memberiku kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi umatNya yang benar- benar umatNya. Sujudku padaNya mendewasakan jalan pikiran ku. Walau aku masih sangat mencintainya, kini aku sadar adalah sebuah kegoisan dan kebodohan besar jika aku memaksa orang yang tak lagi mencintaiku untuk mencintaiku. Aku bersyukur karna Allah mengijinkan aku untuk tetap menjaga cinta ini. Aku bersyukur karna rasa sayangku terhadap orang itu tidak berkurang sedikitpun.


Sekarang, saatnya melangkah ke depan. Aku tidak harus memaksa diriku untuk melupakan segala masa laluku bersamanya, karna Allah mengijinkan aku bahagia atas kenangan itu. Adalah pilihan ku jika aku tetap merindukannya. Luka ini memang belum sepenuhnya sembuh, tapi aku bersyukur, karna luka ini, justru memberikan banyak pelajaran untukku, dan mengubah pola pikirku ( menjadi lebih baik tentunya dan semoga). Ini memang berat di awal, tapi sekarang, langkah kaki ku sedikit terasa ringan. Karna aku tahu sekarang, saat kita kehilangan, kita tidak bisa memintanya untuk dikembalikan, tapi ihklaskan dan bersabar, karna Allah akan menggantinya lebih dari itu, lebih dari apa yang hilang. Allah akan memberikan kebahagiaan yang lebih besar dari rasa sakit itu.


Ditengah perih dan isak tangis ku malam tadipun aku sangat bersyukur, karna aku akhirnya merasakan nikmatnya kelaparan..Haha.. Aku juga bersyukur karna aku bisa menonton film cartoon favorit ku Doraemon pagi ini, meskipun dengan wajah yang sembab, akhirnya aku bisa tersenyum. Aku juga bersyukur, karna akhirnya aku merasakan ngantuk yang luar biasa saat ini, saat blog ini tertulis.


Terimakasih Ya Allah.. Walau semua ini tidak cukup hanya dengan kata "terima kasih".


Terima kasih karna Kau masih mengijinkan aku untuk menyimpan cintaku untuknya. 


مھمد ٳقبل مرديك

2 komentar:

  1. nice share,,, nice behavioral....teach us to be mature person.....^^

    BalasHapus
  2. hahaha.. Thaks alot de.. but it's never be cometrue without your support.. Thanks de.. ^_^

    BalasHapus